O Jawa
O Jawa atau ejaan-O adalah fenomena yang timbul karena adanya pertentangan antara cara penulisan ejaan bahasa Jawa baku dan ejaan bahasa Indonesia. Dalam ejaan bahasa Indonesia huruf "a" hanya bisa dibaca /a/, sementara di dalam bahasa Jawa huruf "a" memiliki dua bunyi, yaitu /a/ dan /o/. Oleh karena itu, kata-kata yang berasal dari bahasa Jawa yang mengandung huruf "a" dalam penulisannya selalu dibaca /a/ walaupun dalam bahasa Jawa dibaca /o/. Oleh karena itu, huruf "a" yang dibaca /o/ akhirnya ditulis menjadi "o" untuk mengakomodasi pembaca yang bukan berasal dari latar belakang bahasa Jawa.
Contoh:
- Susilo Bambang Yudhoyono jika ditulis menggunakan ejaan Jawa baku seharusnya Susila Bambang Yudhayana, sementara Surabaya dibaca Suroboyo
- Hamengkubuwono/Hamengkubuwana
- Mangkunegoro/Mangkunegara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar